Skip to main content

SEJARAH KOPI ARABIKA 
DI KABUPATEN TEMANGGUNG 



Perkembangan kopi arabika di Kabupaten Temanggung, di awali oleh tinggalan petani pendahulu (nenek moyang) sebagai tanaman penguat teras atau tanaman konservasi juga sebagai tanaman diversifikasi disamping tanaman tembakau yang merupakan tanaman utama dan unggulan, adapun rintisan perkembangannya dari tahun ke tahun adalah 1) Pada tahun 1990/1991, pengembangannya dengan melaksanakan pembibitan kopi arabika di Kebun Induk Dinas Perkebunan seluas 1,50 Ha dengan kloon/varietas dari USDA (United Statement Development Agricultur), Lini S 795; 2) Pada tahun 1991/1992, pengembangan dan penanaman kopi arabika pertama di Kecamatan Tretep dan Kecamatan Wonoboyo kegiatan P2WK (Proyek Pengembangan Wilayah Khusus) oleh Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, seluas 100 Ha, varietas Lini S 795; 3) 

Pada tahun 1997 s/d 1999, selama 3 (tiga) tahun pengembangan dan penanaman kopi arabika varietas Kartika 1 dan Kartika 2 (disebut juga Kate 1 dan Kate 2) dilaksanakan di beberapa wilayah kecamatan dan desa se Kabupaten Temanggung; 4) Pada tahun 2000 s/d 2001, melalui Anggaran APBD II Kabupaten Temanggung ditanam 1.000.000 batang bibit kopi arabika di daerah potensi pengembangan dan penanaman untuk desa-desa atau kecamatan-kecamatan Wilayah Kabupaten Temanggung dengan varietas kartika 1 dan kartika 2 (Arabika Kate); 5) 

Pada tahun 2000 s/d 2003, pengembangan dan penanaman kopi arabika dilaksanakan kegiatan PMUP (Pengembangan Model Usaha Tani Partisipatif) Desa Tlahab dan sekitarnya di Kecamatan Kledung; 6) Pada tahun 2008/2009, petani dan kelompok tani bekerjasama dengan pihak ketiga dalam hal ini PT Perhutani melaksanakan pengembangan dan penanaman kopi arabika potensi wilayah binaan Perhutani; 7) Pada tahun 2009, di Desa Tlahab Kecamatan Kledung, Kelompok Tani mendapat bantuan benih kopi arabika sejumlah 160 Kg dari CV Satria Semarang, bermitra untuk mengembangkan benih tersebut menjadi bibit kopi arabika siap salur sejumlah 20 – 30 ribu batang; 8) Pada tahun 2011, pengembangan dan penanaman bibit kopi arabika sumber dana APBD I Provinsi Jawa Tengah oleh Dinas Perkebunan sejumlah 8.000 batang untuk Kelompok Tani di Desa Jambu Kecamatan Kledung; dan 9) 

Pada Tahun 2012, pengembangan dan penanaman bibit kopi arabika sumber dana APBD I Provinsi Jawa Tengah oleh Dinas Perkebunan di alokasikan untuk Desa Katekan Kecamatan Ngadirejo sejumlah 6.000 batang, Desa Mranggen Kecamatan Bansari sejumlah 3.000 batang, Desa Tuksari Kecamatan Kledung sejumlah 600 batang, jumlah keseluruhan 9.600 batang. 

Pelaksanaan pembangunan perkebunan di Kabupaten Temanggung harus memperhatikan kelestarian ekosistem dan memberdayakan masyarakat sekitar, sehingga tidak akan mengakibatkan terjadinya degradasi lahan maupun permasalahan sosial yang lain, karena pada dasarnya program pembangunan pertanian berkelanjutan (berwawasan lingkungan) berawal dari permasalahan pokok tentang bagaimana mengelola sumberdaya alam secara bijaksana, sehingga bisa menopang kehidupan yang berkelanjutan, bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat dari generasi ke generasi. 

Sumber: http://bappeda.temanggungkab.go.id/artikel/detail/sejarah-kopi-arabika-di-kabupaten-temanggung-di-kawasan-sindoro-sumbing?#

Comments

Popular posts from this blog

KEDU COFFEE

KEDU Coffee merupakan kedai kopi yang menyediakan produk kopi terbaik dari daerah sekitar wilayah Kabupaten Temanggung. Kedai ini menyediakan berbagai macam biji kopi, mulai dari kopi Arabika, Kopi Robusta dan Kopi Exelsa dengan berbagai olahan pasca panen seperti, proses natural, wash, honey maupun wine. elain di jual dalam bentuk Green bean, kami juga menyediakan roasted bean atau yang sudah di sangan yang sudah di bubuk atau belum. Selain itu, bagi para Sruputers yang menginginkan menikmati kopi secara langsung, Sruputers bisa menyeduh langsung di Kedu Coffee. KEDU Coffee ini berada di komplek kios Pasar Kedu No.65 Kedu, Kecamatan Kedu, Kabupaten temanggung. Kedai ini buka setiap hari dari pukul 13.00wib sampai dengan pukul 00.00wib.

Kopi & Santri

Kopi sangat lekat dengan kaum santri dan ulama. Sebuah komunitas yang  mendalami agama dan dikenal taat ibadah. Bahkan, jauh sebelum budaya ‘ngafe’ dikenal Barat. Melalui santri kopi mendunia. Kaum santri terbiasa ngopi mulai abad ke-9 H/15 M. Sedangkan Barat baru mengenalnya pada abad ke-17 M. Berasal dari Ethiopia santri mulai mengenal kopi melalui Yaman pada akhir abad ke-9 H. Para ulama sufi yang menemukan khasiatnya. Bisa menahan ngantuk. Dari Yaman kopi merambah ke kota-kota Islam di Hijaz, Mesir, dan Syam pada abad ke-10 H yang saat itu berada di bawah Dinasti Mamluk (1250-1517 M).

UNSUR UTAMA MANUAL BREWING

Dalam menyeduh kopi dengan metode manual brewing, ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan agar rasa yang dihasilkan sesuai yang kita inginkan. Selain kwalitas kopi, profil roasting, dan metode seduh, ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan. adapun unsur-unsur itu adalah Grind Size  Grind size atau ukuran kelembutan bubuk kopi sangat penting dalam menyeduh kopi. Karena masing-masing metode seduh manual brewing seperti pouring, driping dan vacum membutuhkan grindsize kopi yang berbeda-beda. Adapun jenis-jenis ukuran kelembutan kopi atau grind size akan dibahas pada artikel berikutnya. Suhu Air  Suhu air untuk menyeduh kopi mempuanyai peranan penting. Adapun suhu yang disarankan untuk membuat kopi adalah 85 °C -95 °C . Rasio  Rasio atau perbandingan antara kopi dan air untuk menyeduh segelas kopi merupakan kunci terakhir dalam menyeduh kopi. Adapun rasio masing-masing penggemar kopi berbeda-beda. Ada yang menggunakan rasio kopi dibanding air 1:15, 1:1...